Tim gabungan Brimob, Densus 88 Polda Sumbar, dan Polresta Bukittinggi sampai tadi malam (26/9) masih terus memburu dua perampok tiga Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Kampus I Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, ke dalam hutan lereng Gunung Singgalang. Dua perampok yang diketahui bernama Iwan dan Rahman ini, memang membuat cemas. Sebab, menurut rekan mereka yang ditangkap, Iwan dan Rahman membawa tujuh pucuk senjata: tiga pistol jenis Baretta, empat laras panjang.
Sementara itu, dari enam perampok yang dibekuk setelah kontak senjata di Nangguak Batu, Kenagarian Pakan Sinayan, Kecamatan Banuhampu, Agam, Sabtu (25/9) siang, hanya tersisa hidup dua orang. Selebihnya tewas: dua ditembak mati di tempat penangkapan, lainnya meninggal di perjalanan dari Agam ke Padang, dan di Rumah Sakit Bhayangkara.
Mereka yang ditembak mati bernama Pak De, asal Lampung, dan Bento asal Pariaman. Sudirman, dan Hendra, keduanya asal Jambi, tewas dalam perjalanan, dan saat dirawat. Salah seorang perampok, Ihsan atau lengkapnya M Ihsan Gapar, kemarin sudah mulai membaik. Luka tembaknya tidak begitu parah. Sedangkan Khairil, asal Pekanbaru, Riau masih menjalani perawatan.
"Empat pelaku perampokan yang tewas belum dijemput keluarganya, dan masih ada di ruang mayat Rumah Sakit Bhayangkara Padang," kata Wakapolresta Padang AKBP Wisnu Handoko. Polisi, kata Wisnu juga agak kesulitan menelisik alamat pelaku. Sebab di tubuh para perampok memang ada sejumlah identitas. Tapi, polisi masih meragukan keasliannya. "Belum ada yang dikembalikan kepada keluarganya, kita masih mencari alamat keluarga pelaku yang meninggal," jelas Wisnu Handoko.
Terlibat 4 Perampokan ATM//
Ihsan, mulai pagi kemarin sudah diinterogasi oleh penyidik Polresta Padang. Dari mulut Ihsan terungkap bahwa kelompoknya, juga terlibat dalam empat aksi perampokan ATM di Padang. Empat perampokan itu adalah ATM BNI di Akper Siteba Desember 2009, dua ATM BNI di Kampus Unand Maret 2010, dan percobaan pembobolan ATM Mandiri di Jalan Jhoni Anwar Lapai Agustus 2010. Sebelum di UBH, mereka juga berhasil membobol mesin ATM Mandiri di dekat Telkom pada Agustus 2010.
"Tapi kata Ihsan, ketika beraksi di empat perampokan sebelumnya, ada juga kelompok lain yang bergabung dengan mereka. Uangnya, untuk kebutuhan keluarga, dan foya-foya," ujar Wisnu. Kini polisi juga mulai menelusuri kelompok yang bergabung tersebut.
Soal keterkaitan kelompok perampok ini dengan teroris yang menyerang Polsek Hamparan Perak, Sumut, kata Wisnu belum ada indikasinya. Ihsan, ulas Wisnu, juga mengatakan tak tahu-menahu dengan teroris tersebut. Namun, kelompok ini sebelum bergerak memang tinggal bepencar. Ada yang tinggal di Lampung, Jambi, dan Pekanbaru, Riau. "Kalau ada rencana, mereka saling menghubungi dan berkumpul di rumah Rahmat di Desa Pauh Timur, Kecamatan Pariaman Utara, Pariaman," ujar Wisnu.
Rahmat, yang sebelumnya menyerahkan diri ke polisi atas bujukan Kepala Desa Pauh Timur, Pariaman juga sudah diperiksa di Maporesta Padang, kemarin. Kepada polisi Rahmat mengaku tak ikut serta dalam perampokan. Tapi dia menyebutkan memang menerima imbalan, setelah aksi perampokan berhasil. "Dia (Rahmat) cuma sopir angkutan umum, dan rumahnya dipinjam untuk berkumpul. Walau begitu kita masih memeriksanya," ujar Wisnu.
Kemungkinan, pertemuan anggota kelompok perampok ini diatur oleh adik Rahmat, yang bernama Iwan--saat ini sedang diburu di lereng Gunung Singgalang. Ini juga sejalan dengan keterangan warga dan Kepala Desa Pauh Timur Suherman. Bahwa Iwan lah yang sering membawa rekan-rekannya--yang kemudian diketahui merampok--ke rumah Rahmat. "Jadi memang setiap rencana perampokan, dimatangkan dulu di rumah Rahmat, yang dijadikan sebagai markas," jelas Wisnu.
Ketika menyerahkan diri, Sabtu sore, Rahmat sebetulnya tidak ikut kabur bersama perampok ke Gunung Singgalang. Tapi dia melarikan salah satu mobil yang digunakan oleh perampok, dan hanya berputar-putar di Kota Pariaman. Mobil Toyota Avanza Silver bernomor polisi BA 2620 UL yang dipakai Rahmat itu, sudah dibawa ke Mapolresta Padang. Sebelumnya polisi juga telah mengamankan satu Toyota Avanza silver bernomor polisi BM 1283 QH.
"Sejauh ini bukti-bukti dan keterangan yang kita himpun di lapangan mulai klop dengan keterangan Ihsan. Perampok yang beraksi hanya delapan orang, menggunakan dua mobil Avanza. Jadi sejauh ini, memang tak ada pecahan kelompok ini yang lolos dari hadangan kita, ke Pekanbaru atau ke daerah lainnya," tutur Wisnu.
Di Polresta Pariaman, polisi masih menahan Suardi alias Ari dan dua pekerja bengkel, yang sebelumnya dibekuk di rumah Rahmat. Ari--pekerja di rumah Rahmat--juga sempat dibawa tim Densus 88 Polda Sumbar sebagai penunjuk jalan memburu perampok yang lari ke lereng Gunung Singgalang.
Densus 88 Mabes Polri Batal ke Padang//
Pada kesempatan yang sama, Wisnu menjelaskan, tim Densus 88 Mabes Polri, batal ke Padang. Sebelumnya dijadwalkan tim polisi pemburu teroris ini tiba di Padang, pagi kemarin. "Jadi Densus 88 hanya minta alat komunikasi perampok berupa Handphone. Tadi (kemarin pagi) sudah kita kirim," kata Wisnu.
Rencananya, dokumen percakapan dan semua informasi di Handphone perampok akan dibongkar Densus 88. Ini ditujukan untuk menelisik jaringan perampok ini, dan indikasi keterkaitan mereka dengan teroris di Sumut. "Isi alat komunikasi itu akan diperiksa Densus 88. Jadi informasi apa yang ada di alat itu, tentu Densus 88 pula yang akan mengungkap," ujar mantan Kapolres Padangpariaman ini.
Sebelumnya sempat beredar informasi, kelompok perampok ini tidak bekerja sendiri. Mereka diduga punya jaringan yang lebih besar. Dugaan paling gawatnya, mereka merupakan jaringan teroris. Asumsi ini didukung dengan aksi mereka yang terbilang rapi. Mereka bergerak dengan cepat, dan memakai senjata api: pistol jenis Baretta dan laras panjang.
Dalam drama penangkapan di lereng Gunung Singgalang, Banuhampu Agam, polisi menyita dua pucuk pistol jenis Baretta, 15 butir amunisi aktif, 3 selongsong peluru, dan uang tunai sekitar Rp217 juta. Dua perampok yang masih diburu, bahkan menenteng tujuh pucuk senjata. Hingga kemarin, polisi belum mau mengungkap asal senjata perampok tersebut. Tapi, polisi tak membantah bahwa senjata itu bukan rakitan. "Kita masih menyelidiki, dan menggali dari keterangan Ihsan. Cuma yang pasti senjata yang kita amakan bukan senjata resmi yang dipakai TNI atau Polri," tandas Wisnu.
Diharapkan Menyerah/
Di lokasi penangkapan perampok Sabtu (26/9), di Kenagarian Pakan Sinayan, Kecamatan Banuhampu, Agam, hampir seluruh anggota Polres Bukittinggi bersiaga penuh. Tim Polres bergabung dengan Brimob dan Densus 88 Polda Sumbar. Semua akses pintu masuk Banuhampu sudah ditutup. Sejumlah tim polisi juga menyisir lereng Gunung Singgalang. Sebagian lagi melakukan razia di jalan-jalan.
Kapolres Bukittinggi AKBP Wisnu Andayana yang memimpin penegejaran mengaku belum punya target kapan pencarian dihentikan. Ia hanya mengatakan, target polisi adalah menangkap kedua perampok yang tersisa. "Kita akan terus mencari, sampai perampok itu tertangkap. Kalau tidak keselamatan warga juga terancam. Informasinya mereka membawa tujuh pucuk senjata," kata Wisnu Andayana.
Kemarin polisi tak hanya bekerja sendiri. Para tokoh masyarakat, dan pemuda setempat juga diminta mencari informasi dan bersiaga. Menurut Kapolres, perampok tak akan bisa lari jauh. Sebab, mereka tak menguasai medan lereng Gunung Singgalang. "Kita yakin kalau dua perampok yang masih berada di dalam hutan tidak akan bisa lama bertahan. Sebab semenjak Sabtu malam dan Minggu (26/9) siang, lokasi sekitar penangkapan diguyur hujan yang sangat lebat. Apalagi di lereng Gunung Singgalang udaranya sangat dingin. Diharapkan nanti mereka akan menyerahkan diri," harap Kapolres.
Sejalan dengan itu beberapa ATM di Bukittinggi dikawal ketat oleh polisi. Selain itu, anggota polisi di semua Mapolsek jajaran Polres Bukittinggi, dibekali dengan senjata lengkap laras panjang semi otomatis. Di Agam sejumlah personil Polres Agam juga berjaga-jaga, khususnya di Kecamatan Tanjung Raya, dan Malalak. Jalur ini merupakan salah satu pintu ke luar masuk ke Gunung Singgalang.
Seperti berita POSMETRO kemarin, perampokan terjadi sekitar pukul 04.00 WIB, Sabtu (25/9) di kawasan Kampus I UBH, Ulakkarang, Padang. Para perampok yang menggunakan dua mobil Toyota Avanza menggasak tiga ATM, masing-masing ATM Bank Nagari, ATM Bank Bukopin, dan ATM BNI. Dari ATM Bank Bukopin perampok mengeruk Rp172 juta, dan dari ATM Bank Nagari Rp200 juta.
Sementara ATM BNI memang dalam keadaan kosong, tak berisi uang. Untuk melancarkan aksinya, perampok yang menutup wajahnya dengan sapu tangan dan memakai topi ini, juga menyekap tiga satuan pengaman (Satpam) Kampus UBH. Dua mahasiswa yang tidur di Mushala kampus tak jauh dari ATM, juga disekap. Perampok menurut Satpam, membawa senjata api: pistol dan laras panjang.
Artis Pemakai Narkoba Tak Ditangkap Asal Lapor
-
Jika selama ini para selebritas yang terlibat penyalahgunaan narkoba
langsung ditangkap petugas polisi, maka penangkapan tidak bakal dilakukan
bila mereka ...
14 tahun yang lalu


















0 komentar:
Posting Komentar