Tiga mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Kampus I Universitas Bung Hatta (UBH), di Kelurahan Ulakkarang Selatan, Kecamatan Padang Utara, Padang dibobol perampok Sabtu (25/9) pagi. Pelakunya diperkirakan 11 orang, menggunakan senjata api laras panjang, dan pistol. Untuk melancarkan aksinya, perampok menyekap dan memukul tiga satuan pengaman (satpam) kampus, dan dua mahasiswa. Hingga tadi malam, polisi baru membekuk delapan perampok. Dari delapan itu, dua tewas tertembak, empat luka-luka karena terjangan peluru. Seorang lagi menyerahkan diri. Polisi belum mau berkomentar apakah ada keterkaitan perampok dengan jaringan teroris di Sumut, dan rentetan perampokan ATM sebelumnya.
”Sudah delapan orang yang ditangkap. Pertama yang ditangkap bernama Ari (Suardi), di Pariaman. Dari sini kita kembangkan, sampai kita bekuk enam orang lagi. Lalu satu lagi kemudian menyerahkan diri. Soal hubungan dengan teroris dan kasus perampokan ATM sebelumnya, masih dikembangkan,” kata Kapolda Sumbar Brigjend (Pol) Andayono, yang dihubungi POSMETRO, tadi malam.
Para perampok mulai beraksi sekitar pukul 04.00 WIB. Mereka memakai penutup wajah dengan sapu tangan yang diikat ke kepala, dan topi. Mereka juga menenteng senjata api. Tiga ATM yang dibobol adalah ATM Bank Nagari, ATM Bank Bukopin, dan ATM BNI. Pantauan POSMETRO di Kampus UBH, ruang mesin ATM BNI dan Bank Bukopin rusak bekas dibongkar. Sementara mesin ATM Bank Nagari diangkut kawanan perampok. Dari ATM Bukopin, pelaku diperkirakan mengeruk uang tunai Rp172 juta, dan di dalam ATM Bank Nagari ada uang tunai Rp200 juta. Sementara ATM BNI memang sudah dalam keadaan kosong, tak diisi uang oleh pihak bank.
Tiga satpam kampus, masing-masing Hendrik (22), Hendra (22) dan Africhan (22) disekap di dalam posko. Selain mereka, dua mahasiswa yang tertidur lelap di dalam mushala kampus, yang jaraknya sekitar 100 meter dari ATM juga ikut disekap. Satpam dan mahasiswa mengaku tak berani melawan, karena langsung ditodong perampok dengan pistol. Kepada polisi, Hendrik menyebutkan, perampok bekerja membobol mesin ATM selama sekitar 1,5 jam. Hendrik, awalnya akan melakukan perlawanan, tapi langsung dipukul hingga jatuh. Sejurus kemudian, perampok menodongkan senjata. Ia dan dua temannya tak berkutik. ”Kami disuruh telungkup, mata dan mulut kami ditutup dengan lakban,” kata Hendrik.
Hendrik pula yang kemudian pertama kali berhasil membuka ikatan tangannya, dan selanjutnya membebaskan rekan yang lain. Setelah itu, Hendrik melaporkan kejadian tersebut ke Polsekta Padang Utara. Dari sini polisi bergerak. Tim gabungan yang terdiri dari Densus 88, Brimob, dan anggota Buser langsung memburu. Semua Polres diminta bersiaga penuh. Kapolda Sumbar Andayono, memimpin langsung pengejaran.
Dimulai dari Pariaman
Pengejaran perampok mulai terendus di Pariaman. Tim dari Polresta Pariaman, Polres Padangpariaman dan Densus 88 menggerebek sebuah rumah di Pauh Koto Kaciak, Kecamatan Pariaman Utara, Pariaman. Di sini polisi membekuk seorang tersangka bernama Suardi alias Ari. Sementara Rahmat, si pemilik rumah dan seorang rekannya, yang diketahui bernama Iwan, kabur. Di rumah Rahmat, polisi menemukan bangkai mesin ATM Bank Nagari. Tim Densus 88 kemudian membawa Ari ke lereng Gunung Singgalang, untuk mendeteksi pelarian rekannya.
Kapolresta Pariaman AKBP Hari Maryadi, mengatakan, dari rumah tersebut polisi mengamankan mini bus L 300, bernomor polisi BA 803 FV, dan sejumlah dokumen. Sementara bangkai mesin ATM Bank Nagari yang ditemukan dalam gudang rumah Rahmat diangkut tim Densus 88. Di rumah itu juga ada istri Rahmat, namun belum disebutkan keberadaan, dan sejauh mana hubungannya dengan perampokan.
Dari informasi Ari, polisi terus bergerak mengejar para perampok. Sekitar pukul 15.00 WIB delapan orang perampok dikepung di Kenagarian Pakan Sinayan, Kecamatan Banuhampu, Agam. Di sini sempat terjadi baku tembak antara polisi dan perampok. Dua perampok tewas, dan empat lainnya luka-luka diterjang peluru.
Informasinya, sekitar pukul 10.00 WIB para perampok ini dari Padang kabur menggunakan mobil Toyota Avanza berwarna silver melewati Malalak. Tapi polisi sudah bersiaga menunggu. Para perampok nekat menabrak blokade polisi, dan melaju hingga ke daerah Pakan Sinayan, Banuhampu, Kabupaten Agam. Di sini, para perampok panik. Sebab semua jalur sudah ditutup polisi. Mereka kemudian menuju Jorong Lapau Batu, Kenagarian Pakan Sinayan, dan berbelok ke arah kanan di lereng Gunung Singgalang. Sial bagi mereka, mobil harus berhenti karena jalan buntu. Semua perampok meninggalkan mobil, dan melompat ke dalam hutan di lereng Gunung Singgalang.
Tim polisi dikomandoi Kapolda Andayono yang terus mengejar, tak membuang waktu lagi. Dilengkapi senjata, polisi pun masuk hutan. Baku tembak tak terelakkan. Ratusan warga sempat mendatangi lokasi, untuk menyaksikan penangkapan perampok tersebut. Tapi mereka kemudian diminta menjauh oleh anggota polisi. Sekitar dua jam berselang, baku tembak berakhir. Dua perampok tewas, dan dua lainnya luka-luka. Berikutnya dua perampok lagi dibekuk dalam keadaan luka tembak di Jorong Nungguak Batu, Pakan Sinayan, lokasinya lebih ke atas dari Jorong Surau Baru.
Menurut tersangka yang hidup, perampok yang tewas itu bernama Pak De asal Lampung, dan Bento asal Pariaman. Sementara yang luka-luka bernama Sudirman, Hendra, keduanya asal Jambi, dan Ihsan, serta Khairil, berasal dari Pekanbaru, Riau. Dari enam perampok ini, polisi menyita dua pucuk pistol, jenis Baretta, 15 butir amunisi aktif, 3 selongsong peluru, dan uang tunai sekitar Rp217 juta. Polisi juga mengamankan mobil Toyota Avanza Silver bernomor polisi BM 1283 QH yang digunakan perampok.
Menjelang magrib, Rahmat menyerahkan diri ke Polresta Pariaman, atas bantuan kepala desa setempat. Bersamaan dengan itu, polisi juga mengamankan tiga warga yang diketahui jadi pesuruh para perampok.
Hingga tadi malam, tim Densus 88 dan Brimob terus memburu Iwan bersama dua rekannya ke dalam hutan. Iwan bersama dua perampok lainnya membawa tujuh pucuk senjata api: tiga Baretta, dan empat laras panjang. Sekitar pukul 20.00 WIB tadi malam, semua perampok yang dibekuk tersebut, telah tiba di Rumkit Bhayangkara, Padang. Satu tersangka yang sebelumnya masih hidup, meninggal di perjalanan dari Agam ke Padang. Belum diketahui, siapa tersangka yang tewas kemudian ini.
Terekam CCTV
Di Padang, polisi telah melakukan identifikasi, dan mengambil sidik jari di tiga ATM yang dirampok. Polisi juga telah mengamankan closed circuit television (CCTV) dari ATM Bank Nagari. Sumber POSMETRO yang sempat melihat rekaman CCTV itu menyebutkan, ada lima perampok yang terekam. Mereka memakai penutup wajah dengan sapu tangan, dan ada yang memakai topi.
”Salah seorang perampok juga ada yang sempat terlihat tak memakai penutup wajah. Perampok lainnya lalu mengatakan ‘Awas ada CCTV’,” tutur sumber POSMETRO.
Hanya beberapa saat setelah menyadari ada CCTV, para perampok kemudian mematikan lampu di ruang ATM. “Jadi sebagian yang terekam hanya gelap dan suara gaduh di dalam ruang ATM,” ulas sumber ini.
Walau yang terekam CCTV hanya lima orang, namun menurut kesaksian Satpam Kampus UBH, perampok lebih dari lima orang. Kendaraan yang digunakan juga terdiri dari dua unit minibus. Hingga tadi malam, polisi baru berhasil membekuk satu kelompok atau satu mobil. Polisi menengarai satu kelompok perampok lagi, lolos dari hadangan polisi di jalan. Polisi menduga, kelompok satu mobil ini kabur ke Pekanbaru, Riau. ”Namun tim telah menyebar ke semua jalur ke luar Padang, seperti ke Pesisir Selatan, dan arah Solok,” kata Kapolda Andayono.
Informasi perampokan ini juga sudah sampai ke Mabes Polri. Kabareskrim Komjen Pol Ito Sumardi mengatakan menyatakan belum ditemukan indikasi keterkaitan perampokan 3 ATM di Padang, dengan aksi terorisme di Medan. ”Belum ada,” kata Ito singkat saat ditanya seputar keterkaitan perampok ATM di Padang dengan pelaku terorisme di Medan
Artis Pemakai Narkoba Tak Ditangkap Asal Lapor
-
Jika selama ini para selebritas yang terlibat penyalahgunaan narkoba
langsung ditangkap petugas polisi, maka penangkapan tidak bakal dilakukan
bila mereka ...
14 tahun yang lalu


















0 komentar:
Posting Komentar