Tiga dari empat jenazah pelaku perampokan ATM di Kampus Universitas Bung Hatta (UBH), telah dibawa keluarga mereka. Hendra atau Suhardji (30) telah dibawa keluarganya Selasa (28/9) malam. Sementara jenazah Pak De yang bernama lengkap Wisnu Wibowo (33), dan Sudirman (32) telah dibawa kemarin (29/9) sore.
Pak De, dan Sudirman tewas saat penangkapan di Pakan Sinayan, Banuhampu, Agam, Sabtu (25/9). Sementara itu jenazah Bento (33), yang juga tewas saat bersamaan, masih menghuni kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara.
Hendra dibawa keluarganya ke kampung halamannya di Jambi. Pak De dibawa ke Sukabumi, Bandar Lampung, Lampung, dan Sudirman ke Kasang, Muaro Sebo, Kabupaten Batang Hari, Jambi.
Widiarto (40), mertua Sudirman yang ditemui POSMETRO sebelum berangkat ke Batang Hari, Jambi mengaku mengetahui menantunya tewas dari berita di televisi. Di televisi itu ditayangkan, wajah para perampok yang tewas tertembak. Kapolda Sumbar Brigjend (Pol) Andayono juga memperlihatkan foto-foto mereka yang tewas tersebut.
"Dia (Sudirman) memang tidak balik ke rumahnya sejak hari Kamis (23/9), sebelum kejadian," ungkap Widiarto.
Bersama dua orang saudara Sudirman, dan sopir, Widiarto memutuskan untuk berangkat ke Padang. Memastikan kebenaran informasi soal Sudirman tersebut. Di Padang, Widiarto dan saudara Sudirman, sempat mengalami kesulitan melihat jenazah Sudirman. Sebab, Rumah Sakit Bhayangkara memang dikawal ketat oleh polisi.
Widiarto juga harus menjawab pertanyaan polisi terkait ciri-ciri Sudirman. Setelah itu mereka diminta menunjukkan kartu keluarga, dan sidik jari dari saudara Sudirman. "Setelah proses itu selesai, polisi baru mengaku bahwa kami keluarga Sudirman," terang Widiarto.
Lebih jauh Widiarto bercerita, Sudirman adalah warga asli Jambi dan menikahi anaknya sejak lima tahun lalu. Istri Sudirman yang juga anak Widiarto, bernama Nurhayati (30). Perkawinan Sudirman dengan Nurhayati dikaruniai dua orang anak. "Satu berumur empat tahun, dan satu lagi baru berumur tiga bulan," ujar Widiarto.
Selama ini, kata Widiarto, Sudirman bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di Sungai Batang Hari. Sebagai ABK, Sudirman memang jarang pulang ke rumah istrinya. "Sudirman pulang ke rumah satu kali dalam sebulan, atau kadang malah dua bulan sekali," ulas Widiarto.
Soal tuduhan Sudirman merampok ATM, Widiarto masih tak percaya. Menurut Widiarto, menantunya itu adalah orang baik, dan ramah di kampungnya. Warga kampungnya, kata Widiarto, juga mengenal Sudirman dengan baik.
Sudirman rajin shalat, dan sering mengikuti ceramah di masjid. "Shalat Jumat, yang saya ketahui tidak pernah tinggal, bila ia sedang pulang ke rumahnya," terang Widiarto.
Tentang pendidikan, Widiarto menyebutkan, menantunya juga terbilang orang yang terdidik. Setelah tamat tsanawiyah, Sudirman, lanjut Widiarto, dididik di salah satu Pondok Pesantren di Jambi.
Anak Kedua Lahir//
Sementara itu, Sunarko (28), adik kanduang Pak De menuturkan, kakaknya pergi dari rumah sejak dua hari setelah Idul Fitri. Informasi tentang tewasnya Pak De, diketahuinya, juga dari berita di televisi. Pak De, kata Sunarko, bekerja sebagai
sales pupuk, dan alat pertanian di Bandar Lampung.
Sunarko ke Padang bersama enam orang keluarganya. Dia juga mengakui sempat mengalami kesulitan untuk bisa melihat jenazah kakaknya itu. Mereka dikawal ketat oleh polisi bersenjata api. Mereka tiba di Padang pada hari Selasa (28).
Untuk membuktikan bahwa Pak De itu adalah keluarganya, Sunarko juga diminta polisi untuk menyebutkan ciri-ciri Pak De. Di antranya, Pak De memiliki tato bertuliskan "SLY" di lengan tangan kirinya, dan tato "Omega" di dekat ibu jari kirinya. Setelah diperiksa polisi, ternyata ciri-ciri tersebut benar. Kemudian Sunarko disuruh untuk menunjukkan kartu-keluarga, dan sidik jari saudaranya.
Pak De di kampungnya dan di keluarganya, dikenal sebagai orang yang ramah dan baik. Oleh karena itu, Sunarko tidak menduga bahwa kakaknya akan tewas di tembus peluru karena telah melakukan perampokan. Selama ini ia juga tidak pernah melihat kakanya memiliki kawan-kawan yang tidak dia kenal. Bahkan, Sunarko mengaku tak kenal satu pun, rekan Pak De yang dituduh merampok ATM. "Saya tidak menduga kakak saya seperti ini. Sebab, sepengetahuan saya, selama ini dia orangnya baik. Baik kepada keluarga dan juga kepada tetangganya," ungkap Sunarko.
Yang membuat Sunarko makin terpukul, ia juga baru dapat telepon dari keluarganya, bahwa anak Pak De, lahir Rabu (29/9) pagi. Sementara, dia dan keluarganya sedang mengurus jenazah Pak De. "Itulah, bagaimana nanti nasib anaknya," kata Sunarko. Dia lalu tertunduk. Mengusap wajahnya. Lalu terlihat matanya berair.
Kabid Humas Polda Sumbar AKBP AB Kawedar menyebutkan, masih tinggal satu jezah lagi yang masih disimpang di kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara, bernama Bento. "Tinggal satu jenzah lagi yang belum diambil, keluarganya belum ada yang datang. Sementara Khairil, masih dalam perawatan inap di ruang khusus," kata Kawedar.
Artis Pemakai Narkoba Tak Ditangkap Asal Lapor
-
Jika selama ini para selebritas yang terlibat penyalahgunaan narkoba
langsung ditangkap petugas polisi, maka penangkapan tidak bakal dilakukan
bila mereka ...
14 tahun yang lalu


















0 komentar:
Posting Komentar